Masih Adakah Komitmen Ke – Islaman & Ke – Kebangsaan Di HMI ?

Darasaksara.comOpini -Tanggal 5 Februari 2021, genap sudah usia Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke 74 Tahun. Usia ini terbilang cukup tua, kelahiran HMI yang diprakarsai oleh Lafran Pane pada 5 Februari 1947 merupakan titik awal dari sebuah gerakan dan perjuangan dengan dilandasi spirit ke- ummatan (ke-Islaman) dan kebangsaan. Hal ini tentu cukup beralasan, jika disebut bahwa HMI tak dapat dipisahkan dengan history perjalanan bangsa.

Pada kelahirannya, berbagai tantangan sudah dirasakan. Tantangan fisik dan politik yang begitu besar, tak lantas membuat HMI redup kala itu.

Sebagai organisasi mahasiswa, ia mampu menjawab problem kebangsaan dan ke -ummatan dengan penguatan intelektual yang mumpuni. Hal lain, HMI telah menjadi sebuah rumah pencetak kader terbaik dalam menjawab problem kebangsaan dan keummatan. Spirit ke – Ilmuan senantiasa termanifestasi pada diri setiap kadernya, nilai ke – Islaman dan ke – Bangsaan tak hanya menjadi slogan semata. Namun, dalam setiap nafas perjuangannya, hanya kepentingan Ummat, Bangsa dan Negara yang menjadi prioritas utama.

Dari history keemasan diatas, masih adakah komitmen ke – Islaman dan Ke – Bangsaan ditubuh HMI saat ini, ataukah sudah tidak ada, seiring dengan usianya yang kini sudah mulai renta?

Pertanyaan diatas tentu menjawabnya kita harus berani jujur mengetakan bahwa saat ini HMI cukup banyak mengalami kemunduran dalam berbagai hal.

74 Tahun memang bukan usia yang muda lagi, namun hal ini juga bukan menjadi alasan untuk tidak mampu merawat tradisi nilai intelektual, ke – Islaman dan ke – Bangsaan sebagai upaya mempertahankan eksistensi HMI. Tak cukup bagi kader HMI saat ini larut dalam nostalgia keemasan dimasa lampau semata, kebangaan Ber-HMI, tentunya harus diwujudkan dalam ruang nyata dengan hadirnya kader yang memiliki inovasi yang bernafas ke- Islaman untuk kepentingan bangsa dan negara sebagaimana yang termaktub dalam tujuan HMI itu sendiri, bukan hanya larut dalam cerita para senior yang masih penuh dengan tanda tanya.

HMI Dan Dekadensi Moral

Adalah sebuah kenyataan yang tak dapat disangkali, dimana HMI kian mendapatkan tantangan begitu besar. Dekadensi moral pada sebahagian kadernya cukup menjadi perhatian serius oleh sebagian orang di luar HMI maupun dalam tubuh HMI, etika dan moralitas yang kian mengalami degradasi, cukup mengakibatkan HMI tak lagi progresif serta tak mampu memberikan pemikiran yang konstruktif demi kemajuan bangsa.Hal ini diperpara saat sebagian besar kader HMI telah keluar dari rel nilai – nilai ke – Islaman, sehingga tak berlebihan jika disebut bahwa upaya mewujudkan apa yang menjadi tujuannya adalah sebuah optimisme murahan semata.

Belum lagi, haus akan kekuasan masih menjadi warisan sejarah yang seolah tak bisa lenyap di HMI, penyakit ini akan terus menggerogoti HMI mulai dari level komisariat hingga ke level paling atas. Faktanya, tak jarang kita melihat terjadinya dualisme kepemimpinan di tubuh HMI semakin mengamini bahwa hasrat kuasa dan ingin menguasai kini menjadi tradisi yang dianggap biasa saja.

Proses terjadinya dehumanisasi pun kerap mewarnai dalam setiap momentum perebutan kepemimpinan, cukup menambah deretan panjang sebuah fakta bahwa HMI kini tak mampu lagi mempertahankan nilai – nilai yang selama ini dibangun oleh para pendirinya. Budaya baca buku, diskusi intelektual serta penguatan nilai ke – Islman dan ke – bangsaan, kini telah tergantikan dengan sikap apatis dan pragmatisme. Keberpihakan pada kaum Mustadh’afin mulai redup untuk tidak mengatakan hilang.

HMI saat ini sudah seharusnya bangun dari tidur panjangnya, 74 tahun adalah perjalanan yang begitu menyimpan lembar sejarah yang tak harus disimpan dalam “Lemari khayal” semata, namun lebih dari itu harus dijadikan sebagai pelecut untuk mengukir sejarah sendiri, HMI harus betul – betul mampu mewujudkan ke – Islaman dan ke – bangsaan menjadi sesuatu yang senyawa.

Sebagai organisasi kemahasiswaan yang lahir dari rahim ke – bangsaan dan ke – keummtan, HMI harus mampu membangun sebuah proyeksi besar dalam menjawab tantangan zaman kedepan dengan penguatan nilai intelektual yang berspirit ke – Islaman dan ke – bangsaan.

Selamat milad HMI yang ke 74 tahun, kokohkan kembali komitmen ke – Islaman dan ke – bangsaan, agar apa yang pernah dikatakan oleh Jendral Soedirman bahwa HMI itu adalah Harapan Masyarakat Indonesia betul – betul mampu terwujud.

Mamuju, 4 Februari 2021.

Adhi Riadi.

Komentar